Target Pendidikan Vokasi di 2021
MAGELANGEKSPRES.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mneyebutkan, beberapa strategi akan dilakukan pada pendidikan vokasi di tahun 2021. Beberapa diantaranya, melakukan link and match seluruh kampus vokasi, SMK, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) melalui konsep paket 8+1. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto menjelaskan, di dalamnya mencakup sembilan komponen yang akan didorong. Sembilan komponen tersebut adalah kurikulum, softskill, mendatangkan ahli dari industri, pemagangan, sertifikasi kompetensi, pelatihan, penelitian terapan, komitmen dalam penyerapan lulusan, dan beasiswa atau donasi dari industri. \"Jadi tidak hanya melalui MoU, yang kemudian MoU tersebut tidur, sehingga kita mengutamakan kualitas yang akan menghasilkan output dan dampak yang signifikan\" kata Wikan di Jakarta, Senin (8/2). Strategi kedua, kata Wikan, terkait seluruh dana hibah/dana bantuan hanya akan diberikan kepada SMK, kampus vokasi maupun LKP yang memiliki sumber daya manusia ataupun pemimpin yang berkarakter subur. \"Berkarakter subur adalah menghasilkan buah yang diharapkan,\" ujarnya. ??Wikan juga menekankan pentingnya kesiapan pola pikir dan kepemimpinan dari guru, pendidik maupun dosen ketika tersedia dana bantuan. \"Strategi ketiga dikatakan Wikan adalah training mindset, leadership dan networking yang diperuntukkan bagi dosen, kepala sekolah, direktur dan pelaku pendidikan vokasi lainnya dalam melakukan eksekusi link and match dengan konsep paket 8+1 tersebut,\" tuturnya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menginginkan, agar adana perubahan paradigma yang diharapkan berupa transformasi keilmuan terutama di sektor pendidikan vokasi yang berselaras dan bersinergi dengan tantangan Revolusi Industri 4.0. \"Kami ingin SDM Indonesia semakin berkualitas dan mumpuni. Tentu saja, itu hanya bisa dicapai lewat proses pendidikan. Oleh karena itu, kami ingin memberikan perhatian yang khusus pada pendidikan vokasi,\" kata Hetifah. Menurut Hetifah, dengan adanya Peta Jalan Pendidikan (PJP), paradigma vokasi yang baru bisa lebih bertransformasi secara keilmuannya. Sebab, revolusi industri 4.0 memberikan perubahan drastis di berbagai sektor di Indonesia sehingga diperlukan solusi untuk menghadapi tantangan tersebut. \"Dalam proses penyempurnaan PJP ini, perlu adanya urgensi kolaborasi antara sektor pendidikan, pengembangan riset keilmuan serta teknologi, dan ketenagakerjaan,\" ujarnya. Hetifah menambahkan, perlunya merevitalisasi sekaligus menguatkan sistem pendidikan vokasi dan ketenagakerjaan yang lebih efektif dan visioner lewat penyelarasan kebutuhan manpower, pendidikan vokasi, dan perkembangan potensi di Indonesia. \"Setiap lulusan vokasi, ke depannya harus bisa lebih adaptif dengan perubahan keilmuan dan kebutuhan industri yang dinamis,\" pungkasnya. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: